Kondisi Ekonomi Desa Kalikurmo

a. Potensi Desa

1.) Pertanian

Kondisi topografi Desa Kalikurmo memiliki relief daerah dataran. Desa Kalikurmo merupakan salah satu desa yang tiang penyangga ekonominya berada pada sektor pertanian. Melihat kondisi seperti ini, maka jenis tanaman yang cukup produktif untuk dikembangkan adalah jagung, kacang hijau, dan kedelai. Sumber daya alam sangat bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, dan manusia. Kenyataan yang ada sekarang  ini, sumber daya air di Desa Kalikurmo pada musim kemarau terjadi  kekeringan  yang  cukup  tinggi. Keadaan iklimnya adalah tropis dengan suhu rata-rata 29°C, suhu minimum 20°C, dan suhu maksimum 30°C. Potensi Lahan Pertanian, Desa Kalikurmo  dengan luas wilayah  332 Ha yang terdiri dari  332 Ha yang digunakan sebagai areal persawahan hanya sebesar 65 Ha dan sisanya 267 Ha merupakan areal bukan persawahan. Luas lahan sawah tersebut terbagi menjadi sawah irigasi setengah teknis 24 Ha dan sawah tadah hujan 41 Ha. Sementara lahan areal bukan sawah meliputi pekarangan dan bangunan 20 Ha, tegalan dan kebun 247 Ha.

2.) Peternakan

Sektor  peternakan  dengan beberapa  jenis  populasi ternak semisal  sapi, ayam, bebek, kambing dan lain-lainnya, menjadi komoditi unggulan desa, dan kondisi lingkungan sangat mendukung prospek  ke depan desa  maupun pemiliknya, secara terperinci sebagai berikut:

Potensi Unggulan Peternakan

NoJenis TernakJumlah/EkorPerkembangan/Tahun
1Sapi
55
6
2Unggas
1.550
200
3Kambing
250
30

3.) Industri dan Perdagangan

Sektor industri yang dimaksudkan adalah Industri Rumah tangga dengan  berbagai   jenis kegiatan yang dikelola oleh Ibu Rumah Tangga (IRT) dan/atau kelompok dan usaha ini telah berkembang sejak dahulu dan membudaya di masyarakat, sedangkan usaha perdagangan didominasi perdagangan barang-barang kebutuhan pokok/kelontong yang sudah berkembang menjadi Mini Market Swalayan dan perdagangan pakaian.

b. Pertumbuhan Ekonomi

  1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Perkembangan perekonomian suatu daerah dapat diukur dengan perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu daerah berdasarkan pada Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).

  1. PDRB Perkapita

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita merupakan salah satu indikator makro ekonomi regional untuk melihat perkembangan perekonomian dan tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah.